BAB I
PENDAHULUAN
HUBUNGAN ANTARA KEPEMIMPINAN, KOMUNIKASI,
MOTIVASI, DAN PENGEMBANGAN KARIR TERHADAP KINERJA KARYAWAN
1. TEORI
KEPEMIMPINAN
Menurut Moejiono (2002) memandang
bahwa leadership tersebut sebenarnya
sebagai akibat pengaruh satu arah, karena pemimpin mungkin memiliki kualitas-kualitas tertentu yang
membedakan dirinya dengan pengikutnya. Para ahli teori sukarela (compliance
induction theorist) cenderung memandang leadership sebagai pemaksaan atau
pendesakan pengaruh secara tidak langsung dan sebagai sarana untuk membentuk
kelompok sesuai dengan keinginan pemimpin (Moejiono, 2002).
TIPE KEPEMIMPINAN
Situasi lingkungan bisnis yang secara dinamis terus berubah menuntut perusahaan untuk dapat beradaptasi dengan lingkungannya. Kegagalan dalam mengenal perubahan dan kecepatan beradaptasi dapat menyebabkan perusahaan tidak memiliki daya saing yang baik.
Ada empat tipe kepemimpinan yang dapat digunakan untuk berbagai organisasi:
Situasi lingkungan bisnis yang secara dinamis terus berubah menuntut perusahaan untuk dapat beradaptasi dengan lingkungannya. Kegagalan dalam mengenal perubahan dan kecepatan beradaptasi dapat menyebabkan perusahaan tidak memiliki daya saing yang baik.
Ada empat tipe kepemimpinan yang dapat digunakan untuk berbagai organisasi:
A. Directive
Adalah salah satu tipe kepemimpinan tertua dan seringkali disebut juga dengan pendekatan otoriter. Dalam tipe ini, pemimpin akan menyuruh seseorang untuk melakukan sesuatu dan mengharapkan mereka untuk segera melakukannya.
B. Participative
Dalam tipe ini, pemimpin mencari input dari pihak lain dan mengajak orang-orang yang relevan dengan pembahasan untuk pengambilan keputusan
Dalam tipe ini, pemimpin mencari input dari pihak lain dan mengajak orang-orang yang relevan dengan pembahasan untuk pengambilan keputusan
C. Laissez-faire
Mendorong inisiatif dari banyak pihak agar bersama-sama memikirkan bagaimana proses pengerjaan sampai menghasilkan outcome.
Mendorong inisiatif dari banyak pihak agar bersama-sama memikirkan bagaimana proses pengerjaan sampai menghasilkan outcome.
D. Adaptive
Gaya kepemimpinan yang mengalir dan menyesuaikan gaya sesuai dengan keadaan lingkungan dan individu yang berpartisipasi.
Gaya kepemimpinan yang mengalir dan menyesuaikan gaya sesuai dengan keadaan lingkungan dan individu yang berpartisipasi.
2. TEORI KOMUNIKASI
Menurut Colin Cherry Komunikasi adalah
proses dimana pihak-pihak saling menggunakan informasi dengan untuk mencapai
tujuan bersama dan komunikasi merupakan kaitan hubungan yang ditimbulkan oleh
penerus rangsangan dan pembangkitan balasannya.
TIPE KOMUNIKASI
A. Direct Communication / Komunikasi
Langsung Setiap proses yang ingin berkomunikasi harus memiliki nama yang
bersifat eksplisit baik penerimaan atau pengirim dari komunikasi tersebut.
B. Komunikasi Internal dalam Komunikasi
Bisnis. Seorang pelaku bisnis dalam kegiatan bisnisnya harus
bisa membina hubungan yang baik melalui aktivitas komunikasi dengan (1)
pemilik, (2) manajemen, dan (3) karyawan. Sebab ketiga sasaran yang berada di
dalam lingkungan organisasi/lembaga bisnis tersebut sangat berperan dan
menentukan keberhasilan bisnis.
C. Komunikasi formal merupakan suatu
sistem dimana para anggotanya bekerjasama secara tepat untuk mencapai tujuan
yang diinginkan. Komunikasi formal pada dasarnya berhubungan dengan masalah
kedinasan. Komunikasi informal adalah kebalikan dari komunikasi formal biasanya
terjadi dengan spontan sebagai akibat dari adanya persamaan perasaan,
kebutuhan, persamaan tugas dan tanggung jawab.
3. TEORI MOTIVASI
Menurut McDonald memilih pengertian motivasi
sebagai perubahan tenaga di dalam diri seseorang yang ditandai oleh dorongan
efektif dan reaksi-reaksi mencapai tujuan. Motivasi merupakan masalah kompleks
dalam organisasi, karena kebutuhan dan keinginan setiap anggota organisasi
berbeda satu dengan yang lainnya. Hal ini berbeda karena setiap anggota suatu
organisasi adalah unik secara biologis maupun psikologis, dan berkembang atas
dasar proses belajar yang berbeda pula.
TIPE MOTIVASI
A. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi Ekstrinsik adalah motif-motif
yang aktif dan berfungsinya karena adanya rangsangan dari luar si
individu karena motivasi yang tujuan-tujuannya terletak di luar pengetahuan,
yakni terkandung di dalam perbuatan itu sendiri apakah karena ajakan, suruhan
atau paksaan dari orang lain sehingga dengan keadaan demikian seseorang mau
melakukan sesuatu.
B. Motivasi intrinsic
Motivasi intrinsik adalah motif-motif
yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak memerlukan rangsangan dari luar
karena dalam diri seseorang sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.
4. TEORI PERKEMBANGAN KARIR
Menurut Veithzal Rivai (2009: 264),
Karir terdiri dari semua pekerjaan yang ada selama seseorang bekerja, atau
dapat dikatakan bahwa karir adalah seluruh jabatan yang diduduki seseorang
dalam kehidupan kerjanya”.
Dapat disimpulkan bahwa karir adalah semua urutan aktivitas atau kegiatan yang berhubungan dengan pekerjaan atau jabatan dan perilaku yang pernah dijalani atau diduduki seseorang sepanjang kehidupan kerjanya, yang merupakan sejarah hidupnya dalam bekerja.
Dapat disimpulkan bahwa karir adalah semua urutan aktivitas atau kegiatan yang berhubungan dengan pekerjaan atau jabatan dan perilaku yang pernah dijalani atau diduduki seseorang sepanjang kehidupan kerjanya, yang merupakan sejarah hidupnya dalam bekerja.
BAB II
ISI
1. HUBUNGAN KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA
KARYAWAN.
Seorang pemimpin yang baik harus
memiliki persyaratan yang dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu sifat, sikap
atau perilaku, dan kemampuan.
Sifat
Sifat-sifat yang harus dimiliki seorang pemimpin pada umumnya ialah bijaksana, cerdas, rasional, tegas, adil, kritis, jujur, sabar, bertanggung jawab dan sebagainya.
Sifat-sifat yang harus dimiliki seorang pemimpin pada umumnya ialah bijaksana, cerdas, rasional, tegas, adil, kritis, jujur, sabar, bertanggung jawab dan sebagainya.
Sikap/Perilaku
Disamping itu, pemimpin yang baik perlu juga menentukan/memilih sikap atau perilaku yang sesuai dengan keadaan, tetapi memiliki sikap yang tersirat dalam butir-butir Pancasila, yang harus dibina. Berikut ini kita pelajari hasil penyusunan dua pakar, yaitu Robert Tannenbaum dan Warren H.Schmidt berupa satu model rangkaian perilaku kepemimpinan, yang dapat membantu kita dalam menentukan sikap/perilaku tertentu yang sesuai dengan keadaan. Keadaan tersebut mengacu pada kadar kemampuan pemimpin dan kemampuan orang yang dipimpin untuk bekerjasama.
Disamping itu, pemimpin yang baik perlu juga menentukan/memilih sikap atau perilaku yang sesuai dengan keadaan, tetapi memiliki sikap yang tersirat dalam butir-butir Pancasila, yang harus dibina. Berikut ini kita pelajari hasil penyusunan dua pakar, yaitu Robert Tannenbaum dan Warren H.Schmidt berupa satu model rangkaian perilaku kepemimpinan, yang dapat membantu kita dalam menentukan sikap/perilaku tertentu yang sesuai dengan keadaan. Keadaan tersebut mengacu pada kadar kemampuan pemimpin dan kemampuan orang yang dipimpin untuk bekerjasama.
Dalam hal ini kepemimpinan memiliki
hubungan yang erat dengan kinerja karyawan. Kinerja karyawan tidak hanya
dilihat dari skill saja namun juga dilihat dari cara seseorang itu memipin dan
mempengaruhi kawan sepekerjaannya untuk mencapai tujuan yang menguntungkan
perusahaannya. Seorang pemimpin harus mampu berkontribusi terhadap prediksi adanya
pemberdayaan pada bawahan. Dalam hal ini pemimpin perusahaan juga dituntut
untuk memotivasi bawahannya agar mereka mempertahankan prestasinya dalam dunia
kerja dan terus bias menghasilkan hasil kinerja yang efektif. Berikut ini
terdapat aspek-aspek antara hubungan kepemimpinan dan kinerja karyawan :
Kualitas kerja adalah mutu hasil kerja
yang didasarkan pada standar yang ditetapkan. Kualitas kerja diukur dengan
indikator ketepatan, ketelitian, keterampilan dan keberhasilan
kerja. Kualitas kerja meliputi ketepatan, ketelitian, kerapihan dan
kebersihan hasil pekerjaan.
Kuantitas kerja yaitu banyaknya hasil
kerja sesuai dengan waktu kerja yang ada, yang perlu diperhatikan bukan hasil
rutin tetapi seberapa cepat pekerjaan dapat terselesaikan. Kuantitas kerja
meliputi output, serta perlu diperhatikan pula tidak hanya output yang rutin
saja, tetapi juga seberapa cepat dia dapat menyelesaikan pekerjaan yang ekstra.
Dapat tidaknya diandalkan
termasuk dalam hal ini yaitu mengikuti instruksi, inisiatif, rajin, serta sikap
hati-hati.
Sikap, yaitu sikap terhadap pegawai
perusahaan dan pekerjaan serta kerjasama.
2. HUBUNGAN KOMUNIKASI TERHADAP KINERJA
KARYAWAN.
Komunikasi merupakan hal yang paling
penting dan harus terjadi antara atasan dan bawahan maupun sesama karyawan
suatu perusahaan. Komunikasi yang baik dan efektif dapat membuat kinerja
karyawannya menjadi lebih baik, karena pada dasarnya sebagai sumber daya
manusia yang membutuhkan sesuatu untuk dapat memacu keinginan mereka untuk
dapat bekerja dengan giat sehingga mereka mampu meningkatkan kreativitas dan
semangat kerja sesuai dengan batas kemampuan masing – masing.
Bentuk-bentuk komunikasi dapat
dijabarkan sebagai berikut :
1. Komunikasi
vertikal
Komunikasi vertikal adalah komunikasi dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas atau komunikasi dari pimpinan ke bawahan dan dari bawahan ke pimpinan secara timbal balik.
Komunikasi vertikal adalah komunikasi dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas atau komunikasi dari pimpinan ke bawahan dan dari bawahan ke pimpinan secara timbal balik.
2. Komunikasi
horisontal
Komunikasi horisontal adalah komunikasi secara mendatar, misalnya komunikasi antara karyawan dengan karyawan dan komunikasi ini sering kali berlangsung tidak formal yang berlainan dengan komunikasi vertikal yang terjadi secara formal.
Komunikasi horisontal adalah komunikasi secara mendatar, misalnya komunikasi antara karyawan dengan karyawan dan komunikasi ini sering kali berlangsung tidak formal yang berlainan dengan komunikasi vertikal yang terjadi secara formal.
3. Komunikasi
diagonal
Komunikasi diagonal yang sering juga dinamakan komunikasi silang yaitu seseorang dengan orang lain yang satu dengan yang lainnya berbeda dalam kedudukan dan bagian.
Komunikasi diagonal yang sering juga dinamakan komunikasi silang yaitu seseorang dengan orang lain yang satu dengan yang lainnya berbeda dalam kedudukan dan bagian.
Komunikasi dalam organisasi atau
perusahaan mempunyai fungsi sebagai berikut :
1. Menimbulkan
rasa kesetiakawanan dalam loyalitas antar pegawai.
2. Meningkatkan
semangat kerja para pegawai.
3. Meningkatkan
moral dan disiplin para pegawai.
4. Semua
jajaran pimpinan dapat mengetaui keadaan bidang yang menjadi tugasnya sehingga
akan berlangsung pengendalian operasional yang efisien.
5. Semua
pegawai dapat mengetahui kebijaksanaan, peraturan-peraturan,
ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan pimpinan organisasi.
6. Semua
informasi yang dibutuhkan pegawai dapat dengan cepat dan tepat diperoleh.
7. Meningkatkan
rasa tanggung jawab semua pegawai.
8. Menimbulkan
saling pengertian diantara pegawai.
9. Meningkatkan
kerjasama diantara pegawai.
10. Meningkatkan semangat
korp dikalangan para pegawai.
Berdasarkan aspek diatas komunikasi
antar kinerja karyawan memang sangat berkaitan hubungannya dengan satu sama
lain. Dalam hal ini juga dibutuhkan komunikasi dua
arah yaitu karyawan mempunyai hak untuk meminta penjelasan tentang
ekspektasi perusahaan, persyaratan kerja dan parameter ukuran kesuksesan sebuah
tugas. Setiap karyawan harus mampu berkomunikasi dengan senior team agar
setiap individu dapat mengerti tugas-tugas karyawan dan apa yang bias dilakukan
dengan budget dan target. Karyawan harus secara proaktif memberitahu apa
kendala yang mereka temui di lapangan, dan senior team harus bisa
membantu. Dengan keadaan seperti ini, komunikasi didalam kinerja karyawan
akan selalu berjalan komunikatif dan terarah.
3. HUBUNGAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA
KARYAWAN.
Motivasi kerja karyawan dalam suatu
organisasi dapat dianggap sederhana dan dapat pula menjadi masalah yang
kompleks, karena pada dasarnya manusia mudah untuk dimotivasi dengan memberikan
apa yang menjadi keinginannya. Masalah motivasi kerja dapat menjadi sulit dalam
menentukan imbalan dimana apa yang dianggap penting bagi seseorang karena
sesuatu yang penting bagi seseorang belum tentu penting bagi orang lain.
Penelitian yang dilakukan oleh Listianto dan Setiaji (2007) menyatakan bahwa
motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.
Selain itu juga penelitian yang dilakukan oleh Prasetyo dan Wahyuddin (2003)
mendukung penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa motivasi berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan, dan dalam penelitian ini juga
menyatakan motivasi merupakan faktor dominan yang mempengaruhi kinerja
karyawan. Dari penelitian terdahulu, hubungan antara motivasi dan kinerja
berbanding lurus, artinya bahwa semakin tinggi motivasi karyawan dalam bekerja
maka kinerja yang dihasilkan juga tinggi. Perusahaan yang siap
berkompetisi harus memiliki manajemen yang efektif. Selain motivasi, untuk meningkatkan
kinerja karyawan dalam manajemen efektif memerlukan dukungan karyawan yang
cakap dan kompeten di bidangnya. Di sisi lain pembinaan para karyawan termasuk
yang harus diutamakan sebagai aset utama perusahaan. Proses belajar harus
menjadi budaya perusahaan sehingga keterampilan para karyawan dapat dipelihara,
bahkan dapat ditingkatkan. Dalam hal ini loyalitas karyawan yang kompeten harus
diperhatikan.
4. HUBUNGAN PENGEMBANGAN KARIR TERHADAP
KINERJA KARYAWAN
Dari beberapa komponen pengembangan
karir hampir sebagian besar sudah dimiliki, meskipun dalam pelaksanaan-nya
dilakukan dengan derajat yang berbeda. Diantara sekian banyak komponen,
ternyata program yang telah dilaksanakan secara konsisten adalah pusat
penilaian karyawan. Komponen pengembangan karir yang lainnya seperti lokakarya
perencanaan karir, buku catatan Karir, Sistem Penempatan kerja, inventori
kemampuan / keterampilan, jenjang dan jalur karir, sumber karir, pengetesan
psikologis, perkiraan promosi, rencana beasiswa, seminar-seminar dan pelatihan
eksternal, program karir untuk kelompok sasaran khusus (jalur cepat bagi
karyawan berprestasi, penyelia dan manajer, eksekutif senior, karyawan
profesional, karyawan teknis, wanita) sudah dilaksanakan meskipun belum
konsisten. Sedangkan komponen-komponen lainnya mengenai pusat penilaian,
program rotasi kerja, program pelatihan internal, dan program monitoring formal
kadang-kadang dilaksanakan. Bentuk komitmen dari pihak manajemen puncak
terhadap pengembangan karir
karyawannya adalah dengan memberikan beberapa perlakuan, misalnya berupa promosi, kenaikan gaji, dan juga dengan memberikan konseling non formal kepada setiap karyawan yang memerlukan. Adapun bentuk kerja sama dengan para manajer lini dalam pengembangan karir karyawan adalah dengan diselenggarakannya pelatihan-pelatihan internal maupun eksternal, pengarahan, dan monitoring. Untuk menghindari adanya informalitas dan subyektivitas dalam pengembangan karir karyawan, biasanya penilaian dilakukan tidak hanya oleh manajer pada bagiannya, tetapi oleh beberapa manajer yang mempunyai keterkaitan tugas. Pada dasarnya yang bertanggung jawab dalam kegiatan pengembangan karir karyawan adalah atasannya langsung, middle management dan top management.
karyawannya adalah dengan memberikan beberapa perlakuan, misalnya berupa promosi, kenaikan gaji, dan juga dengan memberikan konseling non formal kepada setiap karyawan yang memerlukan. Adapun bentuk kerja sama dengan para manajer lini dalam pengembangan karir karyawan adalah dengan diselenggarakannya pelatihan-pelatihan internal maupun eksternal, pengarahan, dan monitoring. Untuk menghindari adanya informalitas dan subyektivitas dalam pengembangan karir karyawan, biasanya penilaian dilakukan tidak hanya oleh manajer pada bagiannya, tetapi oleh beberapa manajer yang mempunyai keterkaitan tugas. Pada dasarnya yang bertanggung jawab dalam kegiatan pengembangan karir karyawan adalah atasannya langsung, middle management dan top management.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari makalah yang saya buat dapat saya
beri kesimpulan bahwa hubungan kepemimpinan, komunikasi, motivasi, konflik dan
pengembangan karir terhadap kinerja karyawan sangatlah penting. Karena dari itu
semua sangat berpengaruh untuk kalangan masyarakat. Terutama pada kinerja
karyawan agar tetap menjadi lebih baik dan mampu menumbuhkan kinerjanya yang
mapan, efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan SDM.
SARAN
Saya menyarankan agar hubungan
kepemimpinan, motivasi, komunikasi, dan pengembangan karir terhadap kinerja
pegawai agar selalu di perhatikan atau di rubah menjadi baik lagi, ciptakan
suasana nyaman tempat kerja dan yang paling penting kita harus bisa menjaga
interaksi terhadap para pegawai dan menjadi komunikasi dengan baik dalam suatu
lingkungan kerja agar kita bisa sukses kedepnnya.
SUMBER :
0 komentar:
Posting Komentar